Renungan harian
Jumat, 6 Juni 2025
Pembacaan Firman Tuhan : Yesaya 26:4
Saudara yang dikasihi Tuhan,
Dalam dunia yang terus berubah ini dimana keamanan bisa berubah jadi ketakutan kita butuh pegangan yang tidak goyah. Banyak orang hari ini merasa kuatir tentang masa depan, tentang pekerjaan, tentang keluarga. Dan sering kali, kita bertanya: Dimana tempat yang aman untuk bersandar?
Ayat hari ini, dari Yesaya 26:4, menawarkan jawabannya
“Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.”
Saudaraku,
Kitab Yesaya ditulis oleh nabi Yesaya sekitar abad ke-8 SM. Ia bernubuat di masa sulit, kerajaan Yehuda hidup dalam dosa, ancaman dari bangsa asing seperti Asyur dan Babel makin nyata, dan banyak orang kehilangan arah dan kepercayaan kepada Tuhan.
Pasal 1–39 berisi banyak peringatan tentang hukuman karena dosa. Tapi mulai dari pasal 24 hingga 27, dikenal sebagai “Yesaya Kecil tentang Akhir Zaman” yang berbicara tentang penghakiman Tuhan atas dunia, namun juga pengharapan bagi umat yang percaya dan Yesaya 26 termasuk bagian ini. Di tengah ancaman dan kekacauan, Tuhan memberikan janji dan pengharapan bahwa mereka yang percaya dan berharap kepada-Nya akan aman.
Saudaraku,
Mari merenungkan beberapa bagian dalam renungan saat ini
1. “Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya”
Yesaya tidak mengatakan “percaya jika Tuhan menjawab doamu,” atau “percaya saat segala sesuatu berjalan lancar.” Tapi “percayalah selama-lamanya.” Ini adalah panggilan untuk setia, bahkan ketika keadaan tidak sesuai harapan. Di tengah dunia yang goyah, Tuhan mengajak kita untuk punya iman yang konsisten, bukan berdasarkan suasana hati atau kondisi ekonomi, tapi berdasarkan siapa Tuhan itu.
2. “Tuhan Allah adalah Gunung Batu yang Kekal”
Yesaya memakai gambaran “gunung batu” untuk menggambarkan keteguhan dan kekekalan Tuhan. Di Timur Tengah kuno, gunung batu adalah simbol keamanan tempat perlindungan dari musuh dan badai. Tuhan tidak bisa digeser oleh opini manusia. Dia tidak berubah karena waktu. Janji-Nya tidak runtuh karena keadaan dunia. Ketika hidup terasa seperti pasir yang bergeser, Tuhan adalah batu karang tempat kita berdiri.
Saudaraku,
Yesaya 26:4 bukan sekedar nasihat rohani hal ini adalah deklarasi iman di tengah krisis. Di masa ketika musuh mengepung, ketika masa depan tampak suram, Yesaya menegaskan bahwa Tuhan tetap menjadi gunung batu yang kekal. Mungkin hidupmu saat ini terasa goyah. Tapi kabar baiknya adalah
Tuhan tidak berubah.
Dan Tuhan tetap menjadi tempat perlindungan bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya. Hari ini, mari kita memperbarui kepercayaan kita kepada Tuhan. Bukan karena semua berjalan baik, tapi karena Dia layak dipercaya selama-lamanya. Amin




