Renungan harian
Rabu, 4 Juni 2025

Pembacaan Firman Tuhan: Amsal 10:28

Shalom,
Setiap orang pasti punya harapan-harapan akan masa depan yang lebih baik, kesehatan, keluarga yang bahagia, dan sebagainya. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa bukan semua harapan akan membawa hasil yang baik. Amsal 10:28 memberi kita pandangan yang tajam, ada harapan yang berbuah sukacita, dan ada harapan yang berakhir dengan sia-sia.

1. Harapan Orang Benar

Orang benar adalah mereka yang hidup menurut kehendak Tuhan, menjadikan Firman-Nya dasar hidup, dan percaya penuh kepada-Nya. Harapan orang benar bukan hanya sekadar keinginan pribadi, tetapi sesuatu yang selaras dengan kehendak Tuhan. Karena itu, ketika mereka berharap, mereka tidak hanya menunggu—mereka percaya, berdoa, dan tetap taat. Sukacita mereka datang bukan hanya karena harapan itu terpenuhi, tetapi karena mereka tahu Tuhan memegang kendali.

2. Harapan Orang Fasik

Sebaliknya, orang fasik adalah mereka yang hidup jauh dari Tuhan, mengikuti keinginan sendiri, dan tidak peduli dengan kebenaran. Harapan mereka didasarkan pada kekuatan sendiri, atau bahkan pada hal-hal yang jahat. Harapan seperti ini akan hancur karena tidak punya dasar rohani. Alkitab berkata harapan mereka menjadi sia-sia. Bahkan jika mereka berhasil, tetap tidak ada damai atau sukacita sejati di dalamnya.

3. Kita Diminta Memeriksa Dasar Harapan Kita

Hari ini, mari kita periksa kepada siapa atau apa kita menggantungkan harapan kita? Apakah kita berharap kepada Tuhan atau kepada dunia? Apakah kita hidup benar di hadapan-Nya? Karena hanya harapan yang ditaruh dalam Tuhan yang akan berbuah sukacita sejati baik di dunia ini maupun dalam kekekalan.

Saudaraku,
Amsal 10:28 mengajak kita untuk menjadi orang benar bukan hanya secara moral, tapi dalam relasi dengan Tuhan. Harapan kita di dalam Tuhan tidak akan mengecewakan. Tetaplah berharap, tetaplah percaya, dan biarlah sukacita dari Tuhan memenuhi hidup kita. Amin