Renungan harian
Selasa, 2 September 2025
Pembacaan Alkitab: Amos 5:24
Salam Sejahtera,
Bangsa Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya, budaya, dan keberagaman. Namun, di tengah segala kekayaan itu, kita tidak bisa menutup mata terhadap berbagai tantangan besar yang sedang melanda negeri ini: ketidakadilan sosial, ketimpangan ekonomi, praktik korupsi, serta lemahnya penegakan hukum. Banyak rakyat kecil masih terpinggirkan, sulit mengakses pendidikan, kesehatan, dan keadilan yang seharusnya menjadi hak dasar mereka. Dalam konteks ini, seruan nabi Amos ribuan tahun yang lalu tetap relevan hari ini. Firman Tuhan melalui Amos bukan hanya teguran kepada bangsa Israel, tetapi juga panggilan serius bagi bangsa mana pun yang mengabaikan keadilan dan kebenaran termasuk bangsa kita sendiri.
Saudaraku,
Amos 5:24 adalah panggilan ilahi untuk menegakkan keadilan dan kebenaran sebagai bagian tak terpisahkan dari ibadah kepada Tuhan. Tuhan tidak terkesan dengan ritual keagamaan yang megah jika kehidupan sehari-hari dipenuhi ketidakjujuran, ketamakan, dan ketidakpedulian terhadap sesama. Dalam konteks Indonesia, ayat ini seolah menantang kita semua dari rakyat biasa hingga pejabat tinggi untuk bertanya: Apakah hidup kita sudah mencerminkan keadilan yang mengalir seperti sungai? Apakah hukum ditegakkan tanpa pandang bulu? Apakah suara rakyat kecil didengar, ataukah dibungkam demi kepentingan elit? Keberagaman Indonesia seharusnya menjadi kekuatan, bukan alat untuk memecah-belah. Firman ini mengingatkan bahwa tanpa keadilan, bangsa ini tidak akan berdiri kokoh, karena keadilan adalah fondasi dari kedamaian sejati.
Saudaraku,
Di tengah gelombang demonstrasi yang terjadi di berbagai penjuru Indonesia hari-hari ini sebagai bentuk jeritan rakyat atas ketidakadilan, ketimpangan, dan kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada kepentingan umum — kita diingatkan kembali bahwa suara rakyat tidak boleh diabaikan. Demonstrasi adalah cerminan dari keresahan hati nurani bangsa yang haus akan keadilan dan kebenaran. Amos 5:24 bukan sekadar ayat untuk dikutip, tetapi seruan profetik yang harus diwujudkan dalam realita sosial kita. Sebagai umat Tuhan, kita tidak dipanggil untuk diam, apatis, atau hanya mengaminkan dari kejauhan. Kita dipanggil untuk berani berdiri di pihak yang benar, menjadi suara kenabian di tengah ketidakadilan, dan berdoa agar keadilan benar-benar “bergulung-gulung seperti air” deras, tak terbendung, dan menyapu bersih korupsi, penindasan, serta kebungkaman. Kiranya demonstrasi yang terjadi saat ini tidak hanya memicu perubahan kebijakan, tetapi juga kebangkitan moral dan pertobatan nasional yang sejati. Tuhan memberkati Indonesia. Amin